Saturday 16 March 2013

MENGUNGKAP PERBEDAAN ANTARA “ISA” DAN “YESUS”

No comments:
Oleh Sandy Arifiadie

PENGANTAR

Sudah sejak berabad-abad yang lalu pertentangan antara Islam dan Kekristenan berlangsung. Kesalahpahaman yang paling utama di antara dua keyakinan ini kebanyakan berkisar soal Isa Almasih alias Yesus Kristus. Jika kita melihat ke dalam Kitab Suci, kesalahpahaman dan pertentangan di antara mereka ini sepertinya memang sudah diramalkan sejak jauh-jauh hari.

“Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: ’Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan.’” (Lukas 2:34)

“Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya.” (Maryam 19:34)

Pertentangan ini semakin rumit di negara Indonesia karena banyak orang dari dua kubu ini, terutama orang daerah, tidak mau tokoh junjungan mereka itu disamakan. Ini lantaran kesaksian dua Kitab Suci ini mengenai perjalanan hidup seorang tokoh tersebut dianggap berbeda. Maka, tidak mengherankan karena pertentangan pemahaman antara muslim dan kristiani tersebut akhirnya bisa sampai saling menghakimi, menghujat, menghina, mengutuk, merusak tempat ibadah, bahkan sampai menganiaya atau membunuh/melupakan sama sekali ajaran dasar yang diajarkan tokoh yang mereka imani ini, yaitu kasih sayang.

Selain itu, bagi mereka, nama “Isa Almasih” yang tertulis di Alquran tidak sama dengan nama “Yesus Kristus” yang tertulis di Alkitab. Sayangnya, mengenai nama ini, kesalahpahaman mereka ini timbul hanya karena masalah bahasa. Masalah inilah yang akan kita bahas dalam di sini melalui pendekatan sosio-linguistik. Lantas, benarkah klaim kedua pihak bahwa Isa Almasih itu memang berbeda dengan Yesus Kristus?

ASAL KATA “ISA” DAN “YESUS”

Sebelum kita bahas lebih jauh, kita harus tahu bahwa kata “Isa” dalam bahasa Indonesia ragam umum, seperti yang tertulis dalam Alquran terjemahan Departemen Agama (Depag), adalah kata serapan dari bahasa Arab, yaitu dari kata عِيسٰى, `Κâ. Kata “Yesus” dalam bahasa Indonesia ragam Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) adalah kata serapan dari bahasa Yunani, yaitu dari kata Ιησους “Iēsous”. Lalu, pertanyaan selanjutnya, apakahعِيسٰى , “`Κ┠(bahasa Arab) sama dengan Ιησους, “Iēsous” (bahasa Yunani)? Dan apakah kedua nama itu menunjuk kepada satu sosok yang sama?

Perlu disadari, sosok yang ditunjuk dengan menggunakan nama Isa maupun nama Yesus itu bukan orang Arab dan bukan pula orang Yunani, melainkan orang Ibrani, khususnya suku Yahudi. Jadi sudah sewajarnya bila nama asli sosok yang disapa dengan nama Yesus atau Isa itu punya nama asli nama Ibrani. Bahasa pergaulan sehari-hari masyarakat Ibrani di Palestina pada abad pertama SM sampai abad pertama M adalah bahasa Aram, bukannya bahasa Ibrani. Pada masa itu, bahasa Ibrani hanya ada dalam teks-teks keagamaan dan dipakai sebagai bahasa keagamaan. Dengan demikian, nama panggilan sehari-hari sosok yang dikenal sebagai Isa atau Yesus itu adalah nama Ibrani yang dibaca dengan cara baca Aram. Hal ini mirip dengan nama Indonesia yang dibaca dengan cara baca bahasa Inggris. Namun, bagaimana ceritanya nama Ibrani dan nama panggilan Aram itu menjadi nama Ιησους “Iēsous” (bahasa Yunani) atau nama عِيسٰى “`Κ┠(bahasa Arab)?

Nama Ibrani sosok yang kita kenal sebagai Yesus atau Isa itu adalah יְהוֹשֻׁעַ , “Yəhôšua” (nama panjang) atau יֵשׁוּעַ , “Yēšûa” (bentuk pendek dari nama יְהוֹשֻׁעַ , “Yəhôšua”). Berhubung tanda-tanda vokal/tanda baca/Niqqud pada huruf Ibrani baru dikenal pada abad ke-7 M, maka semula huruf Ibrani itu gundul tanpa tanda baca (Ibrani gundul). Huruf Ibrani gundul nama יֵשׁוּעַ , “Yēšûa” adalah ישוע , “ Y (yôḏ)-Š(šîn)-W(wāw)-’(ʿáyin) ”.

Dari sejarah bahasa Ibrani dapat diketahui bahwa yang dikenal sebagai huruf Ibrani itu sejatinya adalah huruf Aram yang diimpor bulat-bulat oleh bangsa Israel dan dipakai dipakai sebagai bahasa tulisnya untuk menuliskan kosa kata Ibrani. Dengan demikian, skrip Ibrani ישוע, “ Y-Š-W-’ ” identik dengan skrip Aram ישוע, “ Y-Š-W-’ ”. Meskipun skrip gundul kedua bahasa itu identik, namun cara bacanya sedikit berbeda. Itulah yang nantinya menyebabkan tanda vokal yang dikenakan oleh skrip kedua bahasa itu berlainan.

Ada tiga cara baca skrip ישוע , “ Y-Š-W-’ ”, yaitu cara baca Ibrani, cara baca Aram dialek Barat/Palestina, dan cara baca Aram dialek TimurAram dialek Timur/Syria.


Isa tinggal di wilayah Galilea. Bahasa percakapan sehari-hari masyarakat Ibrani Galilea adalah bahasa Aram dialek Palestina atau Aram Barat. Tentu saja nama panggilan Isa yang dikenal oleh masyarakat tersebut adalah nama panggilan Aram Barat, yaitu: יֵשׁוּע , “Yēšûe”.

Pada masa itu pula, bahasa Yunani menjadi bahasa Ilmu Pengetahuan dan bahasa pergaulan antarbangsa (lingua franca, bahasa Internasional). Dengan begitu, peranan bahasa Yunani pada masa itu mirip dengan peranan bahasa Inggris pada masa kini. Daerah Galilea dihuni oleh manusia dari berbagai bangsa, termasuk dari bangsa-bangsa yang tidak bisa berbicara bahasa Aram. Komunikasi antarbangsa tersebut dilakukan dengan bahasa Yunani. Terkait dengan hal ini, pengucapan nama יֵשׁוּע , “Yēšûe” (bahasa Aram dialek barat), mengalami penyesuaian lidah dengan bahasa dan tata bahasa Yunani, sehingga dilafalkan Ιησους “Iēsous”.


Suku kata terakhir pada kata “Yesue” berubah menjadi -ς (-s) karena dalam tata nama dan tata bahasa Yunani, nama maskulin berakhiran dengan huruf -ς (-s).

Dari bahasa Yunani ini, nama Ιησους “Iēsous” diserap ke berbagai bahasa lain, khususnya bahasa-bahasa barat. Itulah sebabnya, pengikut Almasih purba yang bermukim di belahan dunia sebelah barat Palestina lebih mengenal nama Ιησους “Iēsous”.

Bila perkembangan ke arah barat dipengaruhi bahasa Yunani, maka perkembangan ke timur dipengaruhi bahasa Arab. Kita mengerti bahwa Arab, yang saat itu di dalamnya terdapat keturunan Yahudi diaspora, merupakan bangsa non-Yahudi paling pertama yang mendapat pemberitaan Injil (Kabar Baik) mengenai kehadiran Almasih. Injil masuk ke Arab menggunakan media bahasa Aram Barat dan Aram Timur melalui Yerusalem dan melalui Damsyik.

Dalam dialek Aram Timur, skrip ישוע , “ Y-Š-W-’ ” dibaca “Κô “ dan dituliskan . ܝܼܫܘܿܥ



Kata ܝܼܫܘܿܥ , “Κô” (bahasa Aram Timur) terkadang ditransliterasikan ke dalam bahasa Inggris menjadi “Esau”. Perubahan vokal terjadi pada vokal ô (o panjang absolut) dari kata ܝܼܫܘܿܥ , “Κô” tersebut menjadi vokal â (a panjang absolut) dalam kata عِيسٰى , “`Κ┠(bahasa Arab), karena dalam bahasa Arab tidak ada tanda vokal ô, terlebih tanda vokal yang dapat dikenakan oleh huruf sin Arab (س). Sehingga, vokal ô pada kata ܝܼܫܘܿܥ , “Κô” mengalami proses Arabisasi menjadi vokal â ketika diserap masuk ke dalam kosakata bahasa Arab.

Gambaran umum proses dari ישוע , “ Y-Š-W-’ ” (nama Ibrani) sampai Isa atau Yesus (nama Indonesia serapan) adalah sebagai berikut:


Dari uraian singkat di atas dapat diketahui bahwa Isa sama dengan Yesus, dan bahwa kedua nama itu merujuk kepada satu sosok yang sama.

Lalu bagaimana dengan nama يَسُوعْ, “Yašû’”? Apakah nama عِيسٰى, `Κâ’, “Isa” (bahasa Arab) berpadanan dengan dengan nama يَسُوعْ, “Yašû’”, “Yasu’” dalam bahasa Arab modern?

Mari kita lihat bagaimana skrip Ibrani gundul ישוע , “ Y-Š-Û-’ ” ditransliterasikan ke skrip Arab menjadi يسوع , “ Y-Š-Û-’ ”. Gambaran proses transliterasi bisa dilihat tersebut sebagai berikut:


Radikal “Y” pada skrip ישוע , “ Y-Š-Û-’ “ dibaca “Ye” (bahasa Ibrani dan Aram). Berhubung dalam bahasa Arab tidak dikenal tanda vokal “e”, maka cara baca skrip gundul ישוע , “ Y-Š-Û-’ ” tersebut mengalami Arabisasi dan penyesuaian dengan lidah Arab, sehingga dibaca dengan vokal “a”. Akibatnya, skrip يسوع , “ Y-Š-Û-’ ” dibaca يَسُوعْ , “Yašû’ “ (bahasa Arab).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa يَسُوعْ , “Yašû’” dalam bahasa Arab modern sama dengan عِيسٰى , “’Κ┠dalam bahasa Arab kuna yang masih digunakan hingga saat ini. Dengan demikian, arti nama يَسُوعْ, “Yašû’”, “Yasu’” pun pasti sama dengan arti nama عِيسٰى, “`Κ⒔, “Isa”.

ARTI NAMA “ISA” DAN “YESUS”

Nama “Isa” yang bersinonim dengan nama “Yesus” dalam bahasa Indonesia berpangkal dari nama Ibrani יְהוֹשֻׁעַ , “Yəhôšua”. 


Dengan demikian, kita perlu menyelidiki arti nama יְהוֹשֻׁעַ , “Yəhôšua” untuk mengetahui arti nama “Isa”.

Nama יְהוֹשֻׁעַ “Yəhôšua” berasal dari frasa יהוה הוֹשִׁיעַ , “YHWH Hôšîa”


Seperti yang kita tahu, secara etimologis, יהוה , “YHWH” adalah ﺍﷲ , “Allāh”, dan ﺍﷲ , “Allāh” adalah יהוה “YHWH”. Dengan demikian,


subjek dalam kalimat tersebut di atas adalah ﺍﷲ , “Allāh”.
(ii)

Kata הוֹשִׁיעַ , Hôšîa” (bahasa Ibrani) adalah kata kerja turunan Hiphil dari kata kerja Qal יָשַׁע , YāŠa’” dan berbentuk perfek - aktif - persona III - maskulin - tunggal. Makna leksikal kata kerja יָשַׁע , YāŠa’” adalah menyelamatkan (to save – bahasa Inggris). Kata kerja Hiphil punya arti menyebabkan (kausatif). Dengan demikian, makna gramatis kata הוֹשִׁיעַ , Hôšîa” adalah:

menyebabkan … menyelamatkan …
(iii)

Bila tanda titik-titik yang pertama dalam kalimat (iii) itu diwakili dengan variabel X dan titik-titik yang kedua dalam kalimat yang sama diwakili dengan variabel Y, maka kalimat (iii) tersebut dapat dituliskan demikian:

menyebabkan X menyelamatkan Y
(iv)

Jadi, makna gramatis kalimat יהוה הוֹשִׁיעַ , “YHWH Hôšîa” adalah

ﺍﷲ , “Allāh” menyebabkan X menyelamatkan Y
(v)

Perhatikan, kalimat sederhana yang hanya terdiri dari subjek dan predikat dalam bahasa Ibrani (lihat kalimat (i)) punya makna yang perlu dijabarkan ke dalam bahasa Indonesia dengan kalimat majemuk setara yang terdiri dari dua subjek, dua predikat, dan satu objek (lihat kalimat (vi)).



Siapakah X yang menyelamatkan? Siapa pula Y yang diselamatkan?

Untuk mengetahui hal itu, kita perlu memperhatikan penjelasan dari sang empunya nama, yaitu Isa Almasih (Yesus Kristus) itu sendiri.

και εαν τις μου ακουςη των ρηματων και μη φυλαξη εγω ου κρινω αυτον˙ ου γαρ ηλθον ινα κρινω τον κοσμον, αλλ ινα σωσω τον κοσμον

aDan jikalau orang mendengar perkataan-Ku (Ku=Isa) bdan tidak melakukannya, cAku (Isa) tidak menghakiminya sekarang, dkarena sekarang ini Aku (Isa) datang ebukan supaya menghakimi dunia, fmelainkan supaya Aku (Isa) menyelamatkan dunia(Injil Yohanes 12:47)

Ayat 47f αλλ ινα σωσω τον κοσμον, “melainkan supaya Aku (Isa) menyelamatkan dunia” menunjukkan bahwa sang “Aku” menyelamatkan dunia. Kata “Aku” dalam ayat tersebut menunjuk kepada Isa Almasih sebagaimana ditunjukkan dalam Injil Yohanes 12:44a Ιησους δε εκραξν και ειπεν, “Tetapi Yesus berkata dan berseru”. Artinya, variabel X dalam kalimat (vi) itu adalah Isa Almasih. Jadi, kalimat (vi) dapat dituliskan jadi:



Ayat 47f αλλ ινα σωσω τον κοσμον, “melainkan supaya Aku (Isa) menyelamatkan dunia” juga menunjukkan pihak yang diselamatkan, yaitu: τον κοσμον “dunia”. Jadi, variabel Y dalam kalimat (vii) itu adalah dunia, sehingga kalimat tersebut menjadi:



Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa arti nama יְהוֹשֻׁעַ alias عِيسٰى, (Isa, Yesus) adalah bahwa “TUHAN Yang Satu dan Sejati telah menyebabkan Isa menyelamatkan dunia.” Arti nama yang panjang itu seringkali disingkat jadi: “YHVH menyelamatkan (melalui Yesus)” atau “YHVH adalah keselamatan”.

Kalimat (viii) dapat dituliskan tanpa analisis sintaksis sebagai berikut:

ﺍﷲ , Allah telah menyebabkan عِيسٰى , Isa menyelamatkan dunia
(ix)

יהוה, YHVH telah menyebabkan יֵשׁוּעַ , Yesus menyelamatkan dunia

Nama Isa, Yesus ini juga sama dengan nama Yosua (penerus Musa) yang juga memiliki nama asli יְהוֹשֻׁעַ , “Yəhôšua” (bahasa Ibrani) dan diserap dari Ιησους, “Iēsous” (bahasa Yunani), melalui “Josue” (bahasa Latin)—berbeda dengan Yesus yang diserap menjadi “Iesus” (bahasa Latin); sehingga artinya menjadi “YHVH menyelamatkan (melalui Yosua)”. Nama יהושע , “Yəhôšua” ini mirip dengan ישעיה, “Yəšayahu”, Yesaya, hanya saja kombinasinya terbalik, yaitu יָשַׁע , “YāŠa’” dan יה, “YHVH”, yang secara literal berarti “menyelamatkanlah YHVH (melalui Yesaya)”, “Keselamatan adalah YHVH”.

Kemudian, dari nama ini dan ramalan-ramalan yang tertulis dalam Kitab Suci yang diberikan kepada umat Yahudi, muncul sebutan bagi seorang pemilik nama ini yang lahir di Bethlehem dari seorang perawan:

Juruselamat dunia (world savior) atau Juruselamat (savior)

Alquran pun bercerita mengenai datangnya seorang Juruselamat (Almasih) yang bernama Isa sesuai yang dijanjikan dalam kitab-kitab sebelumnya:

“Ketika Malaikat berkata: Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan Firman dari pada-Nya, namanya Almasih, Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan” (Ali Imran 3:45).

MENGENAI GELAR ALMASIH

Kata “Almasih” dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab, yaitu dari kata اَلْمَسِيحْ , “Al Mašîḥ”. Lawan dari gelar اَلْمَسِيحْ , “Al Mašîḥ” adalah gelar اَلْمَسِيحْ اَلْدَّجَّالْ , “Al Mašîḥ Ad-Dajjāl” atau Almasih Palsu atau Anti-Almasih. Gelar اَلْمَسِيحْ اَلْدَّجَّالْ , “Al Mašîḥ Ad-Dajjāl” tentu saja sangat berbeda dan sangat berlawanan dengan gelar mulia اَلْمَسِيحْ , “Al Mašîḥ”.

Umat Almasih Arab telah mengenal dan mempergunakan kata اَلْمَسِيحْ , “Al Mašîḥ” jauh sebelum kelahiran sang Nabi yang dijanjikan, Muhammad (571 M). Ini dibuktikan oleh prasasti Abraha yang ditemukan di Arab Selatan dan yang berasal dari tahun 525 M-553 M. Terjemahan baris pertama prasasti tersebut sebagai berikut:



“Di dalam kekuatan Ar-Rahman dan Almasih

Raja Abraha Zibman, Raja Saba’a, Zuridan, dan Hadrmaut.”

Selama lebih dari 1500 tahun, kata اَلْمَسِيحْ , “Al Mašîḥ” digunakan sebagai padanan dan terjemahan kata הַמָּשִׁיחַ , “Hammāšîaḥ” dalam bahasa Ibrani, משִׁחָא , “Mšîḥō” dalam bahasa Aram-Palestina, atau ο χριστος “ho Khristos” dalam bahasa Yunani. Hal ini sangat terlihat ketika kata ini selalu disandingkan dengan nama “Isa” dalam berbagai bahasa yang disertai gelar “Almasih”. Berikut adalah perubahan nama Isa Almasih atau Yesus Kristus dalam beberapa bahasa dunia:


Suatu kata digunakan untuk menerjemahkan kata dari bahasa lain karena adanya kesamaan makna. Misal, kata “kursi” digunakan untuk menerjemahkan kata “chair” (bahasa Inggris) karena kata “kursi” dalam bahasa Indonesia memiliki kesamaan makna dengan kata “chair” dalam bahasa Inggris. Kasus yang sama juga terjadi pada kata اَلْمَسِيحْ , “Al Mašîḥ”. Kata اَلْمَسِيحْ , “Al Mašîḥ” digunakan untuk menerjemahkan kata הַמָּשִׁיחַ , “Hammāšîaḥ” (bahasa Ibrani), משִׁחָא , “Mšîḥō” (bahasa Aram-Palestina), atau ο χριστος, “ho Khristos” (bahasa Yunani) ke dalam bahasa Arab karena kata اَلْمَسِيحْ , “Al Mašîḥ” dalam bahasa Arab memiliki kemiripan pelafalan dengan kata הַמָּשִׁיחַ , “Hammāšîaḥ” dalam bahasa Ibrani, משִׁחָא “Mšîḥō” (bahasa Aram-Palestina), dan kesamaan makna dengan kata ο χριστος, “ho Khristos” (bahasa Yunani).

Kata הַמָּשִׁיחַ , “Hammāšîaḥ” yang menjadi asal kata اَلْمَسِيحْ , “Al Mašîḥ” (bahasa Arab) sendiri berasal dari kata מָּשִׁיחַ yang artinya “mengurapi, “mengoles dengan minyak”. Gelar הַמָּשִׁיחַ , “Hammāšîaḥ” telah dipakai oleh nabi-nabi Israel sebelum Isa untuk meramalkan kedatangan seorang Raja Penyelamat bagi bangsa Israel dan kaum beriman. Karena itu, gelar הַמָּשִׁיחַ , “Hammāšîaḥ” atau اَلْمَسِيحْ , “Al Mašîḥ” pun sering diterjemahkan menjadi “Juruselamat”. Jika juruselamat (orang yang diurapi) lain adalah para raja dan imam yang secara tradisional dinobatkan dengan pengurapan minyak suci, maka Isa Almasih, dalam Kitab Suci, secara revolusioner diurapi oleh Allah sendiri. Karena itulah kita hanya bisa menemukan satu اَلْمَسِيحْ , “Al Mašîḥ” (Juruselamat) dalam Kitab Suci yaitu عِيسٰى اَلْمَسِيحْ , “`Κâ Al Mašîḥ” (Yesus Kristus).

KESIMPULAN

Tidak ada perbedaan yang berarti dalam penyebutan nama “Isa” dan “Yesus”. Bahkan kedua nama ini sebenarnya adalah identik tanpa perbedaan. Hanya saja, bahasa asal dari kedua nama ini memang berbeda. Yang satu berasal dari bahasa Arab kuna, dan yang satu lagi berasal dari bahasa Yunani umum. Padahal nama kedua nama yang diserap ke dalam baik bahasa Arab maupun bahasa Yunani tersebut pun aslinya sama-sama kata serapan dari bahasa Aram-Ibrani. יְהוֹשֻׁעַ , “Yəhôšua”, Yehoshua, itulah nama asli dari tokoh kontroversial yang disebut Isa oleh umat muslim dan Yesus oleh umat kristiani itu. Nama pendeknya adalah יֵשׁוּעַ, “Yēšûa”, Yeshua—seperti Alexander yang memiliki nama pendek Alex.

Adalah salah jika masing-masing kubu mempertahankan pendapatnya bahwa nama عِيسٰى “`Κ┠(bahasa Arab) atau Ιησους “Iēsous” (bahasa Yunani) itu adalah nama asli—dengan alasan bahwa Kitab Suci tidak mungkin salah menyebut nama. Kata عِيسٰى “`Κâ”, Isa, dalam bahasa Arab sendiri tidak mengambilnya langsung dari tidak mengambil dari יְהוֹשֻׁעַ , “Yəhôšua” atau dari nama pendeknya יֵשׁוּעַ, “Yēšûa” (bahasa Aram Barat-Ibrani), tetapi merupakan serapan dari ܝܼܫܘܿܥ , “Κô” (bahasa Aram Timur). Artinya, tidak ada lagi alasan bagi pihak manapun untuk mengklaim bahwa nama yang mereka gunakanlah yang paling benar.

Melihat bukti akan persamaan nama antara “Isa” dan “Yesus”, maka dapat disimpulkan pula bahwa pemilik dua nama ini juga bisa dipastikan adalah sosok yang sama. Perbedaan pemakaian nama Isa dalam Alquran dan Yesus dalam Alkitab, hanya masalah kesalahpahaman bahasa yang ternyata memang bisa ditelusuri melalui pendekatan linguistik seperti yang telah dipaparkan sebelumnya.

Bagaimanapun, semoga tulisan ini bisa sedikit meredakan konflik antara pihak muslim dan kristiani dan membuat masing-masing pihak mau lebih menghormati dan mengerti keyakinan satu sama lain. Jangan sampai, karena ketidaktahuan, kita menolak dan menghujat sang Juruselamat yang dimuliakan oleh ALLAH (YHVH) itu.

Sumber :


No comments:

Post a Comment

 
back to top