Friday 19 July 2013

Kisah Maryam & Kelahiran Nabi Isa Almasih as

1 comment:
By Change Tora Yaku


Asal usul Maryam

Maryam مريم (Ibrani מרים - Miryam; Aram מרים Maryām "pahit"; Yunani Septuaginta Μαριαμ, Mariam, Μαρια, Maria) berasal dari kalangan terhormat dan taat beragama. Ayahnya bernama ’Imran Ibn Matsan, bundanya adalah Hannah Bint Qafudzan. Keduanya adalah orang-orang saleh dan memiliki kesetiaan yang tinggi pada agama sehingga Bani Israel memuliakan keluarga yang juga diberikan kedudukan tinggi oleh Allah pada masa itu.

Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing), (sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (turunan) dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Qs. Ali Imran:33-34)

Pamannya sendiri adalah Nabi Zakariya as, sedangkan bibinya adalah Asya’ Bint Qafudzan, bunda Nabi Yahya Alaihi Salam. Tentunya, lingkungan yang bersih dan keluarga yang dipenuhi kesalehan ini juga berpengaruh besar terhadap Maryam.

Nazar Sang Bunda

Hannah dalam usia tuanya belum juga dikaruniai seorang anak. Sehingga pada suatu ketika tatkala ia tengah bernaung dibawah rindangnya pepohonan, dipanjatkannya sebait doa :
”Ya Allah…, jika sekiranya engkau menganugerahkan seorang anak kepada hamba, maka akan hamba tempatkan ia di Baitul Maqdis – Masjidil Aqsha (Kawasan sholat menghadap kiblat Baitul Maqdis) – untuk melayani rumahMu”
Selang beberapa lama kemudian, Hannah-pun mengandung. Beliau sangat gembira akan anak yang dikandungnya. Kegembiraan itu dituangkan dalam ucapan syukur berupa nazar untuk menempatkan sang anak kelak sebagai pelayan rumah suci yang dimuliakan di Yerusalem ( AlQuds ). Dalam munajatnya beliau berdoa :

......"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (Qs. Ali Imran:35)

Dalam tradisi waktu itu, sudah biasa jika ada yang bernazar untuk menempatkan anak mereka sebagai pelayan di Baitul Maqdis (Bait Suci Salomo/Beit HaMikdash; yang dibangun kembali oleh Herodes dikalah itu). Di rumah suci itu disamping mereka beribadah, mereka juga membersihkan, dan memeliharanya ruangan tersebut dengan baik. Jika mereka telah baligh, maka ia boleh memilih, tetap tinggal sebagai pelayan Baitul Maqdis atau pergi kemanapun yang ia suka. Hal ini dianggap baik mengingat pertumbuhan sang anak yang dilaluinya di rumah suci akan berdampak pada akhlaq dan kesalehan pribadinya. Para Nabi dan pemuka agama waktu itu pasti menempatkan keturunan mereka disana. Para pelayan ini haruslah dari kalangan anak lelaki, sebab tidak diperkenankannya anak perempuan sebagai pelayan adalah karena mereka setiap bulannya mesti mendapatkan Haidh, dan dalam kondisi ini, mereka tidak diperbolehkan untuk masuk ke Baitul Maqdis. Jadi, sejak kecil, mereka tidak diperkenankan untuk menjadi pelayan disana.
Imran yang mendengar doa ini langsung berkata dengan nada khawatir kepada sang istri ; ”Aduhai istriku, celaka!, bagimana kalau nanti anak yang dikandunganmu itu perempuan?!, bukankah hal itu tidak diperbolehkan!!??”
Imran merasa khawatir dan senantiasa gelisah memikirkan hal ini sampai beliau-pun wafat sementara Hannah masih dalam keadaan mengandung Maryam.


Bait Suci (By Herodes)


Kelahiran Sang Perawan Suci

Tibalah waktunya Hannah melahirkan. Kehawatiran sang suami benar adanya, bayi yang dilahirkan adalah seorang wanita. Hannah-pun memanjatkan doa – dalam keadaan beliau mengharapkan anak yang akan lahir seorang laki-laki – ;

...."Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk". (Qs. Ali Imran:36)

Dengan doa ini, Hannah meminta udzur dari Allah mengenai bayinya – yang tak diperkenankan untuk menjadi pelayan rumah suci karena ia perempuan -, berikut diatas permohonan agar bayinya yang diberi nama Maryam ini dilindungi oleh Allah dari syaithan yang terkutuk demikian pula anak keturunannya.

Allah Jalla Wa ’Ala-pun mengabulkan doa sang ibu. Bayi yang cantik itu sama sekali tidak menangis ketika dilahirkan, demikian pula Nabi Isa as kelak. Allah melindunginya dari tusukan syaithan saat pertama kali dilahirkan, karena demikianlah sabda Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa aalihi wa sallam bahwa setiap anak Adam yang baru lahir pasti akan menangis dengan jeritan karena tusukan setan kecuali dua orang, Maryam dan putranya. Allah Tabaraka Wa Ta’ala juga menerima udzur sang ibu dan tetap menerima bayi itu kelak sebagai pelayan di rumah suci karena demikianlah nazar beliau terdahulu.

”Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik..” ( QS. Ali Imran : 37 )

Undian Para Rahib

Sesuai Nazar ibunya maka pada saat Maryam berusia 3 tahun, ia diantar oleh orang tuanya untuk dipersembahkan ke Baitul Maqdis. Setelah tiba di Baitul Maqdis Hannah meletakkan Maryam kecil dihadapan para pemuka agama, rahib-rahib keturunan Nabi Harun Alaihi Salam. Dengan penuh takzim, Hannah berkata kepada para pemuka agama yang berada dihadapannya ;
”Siapakah diantara tuan sekalian yang berkenan untuk mengayomi nazar ini?”
Para pemuka agama-pun berselisih, masing-masing ingin untuk memelihara dan mendidik bayi tersebut karena Imran, ayah Maryam kecil adalah salah seorang yang mereka hormati dan sosok yang dimuliakan diantara mereka. Lantas Nabi Zakariya Alaihi Salam-pun berkata mereka :
”Saya lebih berhak untuk memeliharanya!, karena bibinya adalah istri saya!”
Para rahib yang lain tidak terima, mereka pada berkata ;
”Kami takkan memperkenankan hal itu!, karena jika sekiranya bayi ini dipelihara oleh yang paling berhak – dari segi kekerabatan – , maka ibunya lebih berhak untuk itu karena ia yang melahirkannya. Cara terbaik untuk memutuskan adalah dengan mengundi, dan yang paling berhak untuk memeliharanya adalah orang yang keluar undiannya.”
Kemudian mereka-pun pergi ke sungai Jordan. Setibah disungai mereka mengundi dengan melemparkan anak panah mereka kedalam sungai. Semua anak panah berjalan dibawah aliran air sungai kecuali anak panah milik Nabi Zakariya as yang terus tinggal ditempat terapung diatas air.

Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa. (Qs. Ali Imran:44)

Anak panah yang lain tenggelam dan hanyut kecuali milik Nabi Zakariya Alaihi Salam. Jelaslah sudah bahwa pemeliharaan Maryam kecil jatuh pada Nabi Zakariya as.

”..Dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya…” ( QS. Ali Imran : 37 )

Setelah terpilihnya Nabi Zakariya sebagai pemelihara Maryam kecil, Nabi Zakariya-Pun bertugas mengendong Maryam masuk ke Ruang Maha Kudus untuk dipersembahkan kepada Allah sebagai Pelayan di Baitul Maqdis. Maka Maryam tinggal di Baitul Maqdis dengan Perlindungan Allah dan Nabi Zakariya as sebagai pemeliharanya. 

Makanan dari surga. 

Dena Bait Suci didalamnya terdapat Ruang/Tempat Maha Kudus
Disamping ia menjalankan tugasnya, di Mihrab (Ruang/Tempat Maha Kudus) Maryam siang dan malam beribadah kepada Allah. Mengagungkan namaNya dan memuja-muji keagunganNya. Tak lupa ia menghaturkan rasa syukur, sujud dan ruku’ dihadapan kebesaran Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. Maryam yang dipenuhi sifat lemah lembut ini, seperti biasa Nabi Zakariya membawakan Maryam makanan dan minuman kedalam ruangan yang tertutup itu (Ruang Maha Kudus). Akan tetapi alangkah terkejutnya Sang Nabi begitu mengetahui ada buah-buahan ranum lagi segar didalam Ruang Maha Kudus tersebut.

”Duhai Maryam, darimana buah-buahan ini?” , tanya Sang Nabi.
“Semuanya berasal dari surga.., dari sisi Allah…”, jawab Maryam lembut.
Buah-buahan yang tersedia memang sangat aneh. Jika musim panas tengah melanda Yerusalem, justru ada buah-buahan musim dingin. Begitu pula jika musim dingin mendera daerah itu, justru yang ada di ruangan itu adalah buah-buahan musim panas. Hal ini tentu saja membuat Nabi Zakariya sangat yakin bahwa itu memang datang dari Allah Azza Wa Jalla.

“Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?” Maryam menjawab: “Makanan itu dari sisi Allah.” Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.”
( QS. Ali Imran : 37 )

8 Kedua orangtuanya kembali ke rumah dengan perasaan takjub dan memuji serta membesarkan Tuhan Allah sebab anak itu tidak berpaling ke belakang memandang mereka. 2 Dan Maria tinggal di bait Tuhan. Di sana dia terpelihara seperti seekor merpati, dengan menerima makanannya dari tangan seorang malaikat surgawi. (Protevangelium Jacobi, the Infancy Gospel of James)

Yusuf pemelihara Maryam selanjutnya

(31) Begitulah kamu harus menghindarkan orang Israel dari kenajisannya, supaya mereka jangan mati di dalam kenajisannya, bila mereka menajiskan Kemah Suci-Ku yang ada di tengah-tengah mereka itu."

Setelah Maryam berinjak usia 12 tahun, layaknya seorang perempuan dimana sebentar lagi ia akan mendapatkan menstruasi yang tentu akan mengotori tempat suci tersebut. Maka para Imam melakukan pertemuan guna membicarakan dimana Maryam akan ditempatkan dan siapa pemelihara selanjutnya. Hasil dari pertemuan itu dimintalah kepada Imam Besar Nabi Zakariya as agar berdoa di Ruang Maha Kudus guna mendapatkan petunjuk, melalui Jibril as petunjuk itu-pun datang. Sesuai petunjuak Allah, Nabi Zakariya as disuruh agar mengumpulkan para duda diantara umat Israel dengan masing-masing membawa tongkat. Tongkat sala-satu dari mereka akan mendapatkan tanda dimana orangnya akan mendapatkan kuasa untuk memelihara Sang Perawan Maryam. Tongkat dari para duda tersebut dikumpulkan dan Nabi Zakariya as masuk kembali ke Ruang Maha Kudus untuk berdoa. Setelah berdoa Zakariya-pun keluar dan mengambil tongkat-tongkat untuk diserahkan kembali kepada para duda tersebut. Tibalah Yusuf mendapatkan tongkatnya yang terakhir, tiba-tiba seekor burung merpati keluar dari tongkat itu dan hinggap dikepalanya Yusuf. Kemudian Zakariya berkata : "Engkau telah dipilih oleh Allah untuk mengambil sang perawan ini ke dalam pemeliharaan dan perlindunganmu.” (Sumber : Protevangelium Jacobi, the Infancy Gospel of James)

Kabar Kelahiran Nabi Isa Almasih as

(19) Apabila seorang perempuan mengeluarkan lelehan, dan lelehannya itu adalah darah dari auratnya, ia harus tujuh hari lamanya dalam cemar kainnya, dan setiap orang yang kena kepadanya, menjadi najis sampai matahari terbenam.
(20) Segala sesuatu yang ditidurinya selama ia cemar kain menjadi najis. Dan segala sesuatu yang didudukinya menjadi najis juga.
(21) Setiap orang yang kena kepada tempat tidur perempuan itu haruslah mencuci pakaiannya, membasuh tubuhnya dengan air dan ia menjadi najis sampai matahari terbenam.
(22) Setiap orang yang kena kepada sesuatu barang yang diduduki perempuan itu haruslah mencuci pakaiannya, membasuh diri dengan air dan ia menjadi najis sampai matahari terbenam.
(23) Juga pada waktu ia kena kepada sesuatu yang ada di tempat tidur atau di atas barang yang diduduki perempuan itu, ia menjadi najis sampai matahari terbenam.
(24) Jikalau seorang laki-laki tidur dengan perempuan itu, dan ia kena cemar kain perempuan itu, maka ia menjadi najis selama tujuh hari, dan setiap tempat tidur yang ditidurinya menjadi najis juga.
(25) Apabila seorang perempuan berhari-hari lamanya mengeluarkan lelehan, yakni lelehan darah yang bukan pada waktu cemar kainnya, atau apabila ia mengeluarkan lelehan lebih lama dari waktu cemar kainnya, maka selama lelehannya yang najis itu perempuan itu adalah seperti pada hari-hari cemar kainnya, yakni ia najis.
(26) Setiap tempat tidur yang ditidurinya, selama ia mengeluarkan lelehan, haruslah baginya seperti tempat tidur pada waktu cemar kainnya dan setiap barang yang didudukinya menjadi najis sama seperti kenajisan cemar kainnya.
(27) Setiap orang yang kena kepada barang-barang itu menjadi najis, dan ia harus mencuci pakaiannya, membasuh tubuhnya dengan air, dan ia menjadi najis sampai matahari terbenam.
(28) Tetapi jikalau perempuan itu sudah tahir dari lelehannya, ia harus menghitung tujuh hari lagi, sesudah itu barulah ia menjadi tahir.
(29) Pada hari yang kedelapan ia harus mengambil dua ekor burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati dan membawanya kepada imam ke pintu Kemah Pertemuan.
(30) Imam harus mempersembahkan yang seekor sebagai korban penghapus dosa dan yang seekor lagi sebagai korban bakaran. Dengan demikian imam mengadakan pendamaian bagi orang itu di hadapan TUHAN, karena lelehannya yang najis itu.
(31) Begitulah kamu harus menghindarkan orang Israel dari kenajisannya, supaya mereka jangan mati di dalam kenajisannya, bila mereka menajiskan Kemah Suci-Ku yang ada di tengah-tengah mereka itu."

Seperti ketentuan ayat-ayat Allah dalam Taurat diatas dimana setiap wanita yang sedang mentruasi atau lagi "NAJIS"/"TIDAK TAHIR" tidak boleh najisnya (darah mentruasi) mengenai/bersentuhan dengan orang lain. Maka dari itu menurut tradisi Taurat wanita tersebut harus mengadakan upacara pembersihan diri dengan menjauhkan diri ketempat terkucil dari orang-orang atau keluarganya (yang berdekatan dengan sungai). Maryam yang dikala itu lagi sedang haid keluar dari rumah menjauhi Keluarganya keluarga Yusuf menuju kearah timur Yerusalem untuk Upacara pembersihan diri. Dan pasti akan kembali lagi ke rumah ataupun Kota Yerusalem setelah 7 hari dari waktu habisnya mentruasi tersebut yang tentunya terlebih dahulu membersikan diri (mandi disungai yang mengalir) dan pada hari kedelapan ia harus memberikan korban penghapus dosa/najis & korban bakaran sebagai pembersihan diri dari dosa (najis).

Setelah sampai disuatu tempat di timur Yerusalem Maryam memasang tabir (memasang sebuah tendah) guna melindunginya disamping dari panas dan hujan juga agar tertutup dari pandangan atau jangkauan orang-orang atau keluarganya (Yusuf yang disaat itu sebagai pemeliharanya) disaat mengunjunginya untuk memberi makanan padanya atau mencari tahu keberadaannya, menghindarkan orang lain dari najisnya juga demi melindungi auratnya (lelehan mentruasi yang mengenai pakaianya) karena malu dilihat oleh orang lain bahkan juga keluarganya sendiri. Baginya aurat wanita adalah kehormatan yang paling agung dan haram dilihat siapapun. Kehormatan dan kesucian seakan ”nyawa”, bagi setiap wanita sejati yang malu pada keagungan Allah Jalla Jalaaluhu.

Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Quran, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. (Qs. Maryam:16-17)

Dalam kesunyian tabirnya, tiba-tiba tampak seorang pemuda dikejauhan yang berjalan kearahnya. Betapa khawatirnya Maryam…, dan...

Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa". (Qs. Maryam:18)

Akan tetapi pemuda itu terus mendekat, dan tampaklah seorang pemuda dengan postur yang bagus, wajah bersih bercahaya, rambutnya hitam pekat, sangat tampan tanpa kumis dan jenggot. Itulah Jibril Alaihi Salam yang datang dalam bentuk seorang pemuda rupawan, berjalan tegap ke arah Maryam yang tampak risau dan khawatir… ”Jangan takut…”, tukas pemuda tampan itu.

"Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia adalah termasuk orang-orang yang saleh". (Qs. Ali Imran-45-46)

"Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci". (Qs. Maryam:19)

Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun"....(Qs. Ali Imran:47)

Utusan Allah/Jibril as berkata:

...."Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah dia. (Qs. Ali Imran:47)

Maryam-pun mengerti, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Jika Dia memutuskan, maka terjadilah. Tiada yang mustahil bagiNya. Maka dengan penuh rasa setia dan keimanan kepada Allah, wanita lembut lagi penuh kasih sayang itu menerima apa yang telah diputuskan baginya. Jibril-pun dengan Izin Allah menyampaikan Kalimat Allah "Jadilah" ke rahim Maryam, menyempurnakan dengan tiupan Ruh dari-Nya dan memperkuatnya dengan Ruhul Kudus (kekuatan/wewenang Jibril). Maka mengandunglah Maryam tanpa pernikahan dan tanpa sentuhan pria manapun.

Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara. (Qs. An Nisaa:171)

“Demikianlah.” Tuhanmu berfirman: “Hal itu adalah mudah bagiKu; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan.”
( QS. Maryam : 21 )

Kandungan yang penuh mukjizat.

Maryam-pun mengandung. Alangkah gembira hati seorang ibu jika mengetahui bahwa ia tengah mengandung seorang bayi. Bayang-bayang untuk menimang dan bercanda dengan sang buah hati senantiasa menjadi saat-saat indah yang dinanti-nanti. Akan tetapi bagaimana halnya dengan beliau yang mengandung tanpa suami ini?.
Alangkah takut dan khawatir hatinya. Bukankah keluarganya adalah para solihin Bani Israel?, bukankah pamannya seorang Nabi dan ia sendiri pernah menjadi seorang pelayan di rumah suci?, lalu bagaimana bisa ia mengandung tanpa pernah menikah atau disentuh lelaki manapun???
Siapa yang akan percaya jika ini semua dari Allah?, tiada saksi saat Jibril datang menemuinya saat itu….
Keluarga mana yang takkan malu jika anak gadisnya yang sehari-hari berdiam dan beribadah dalam rumah suci tiba-tiba mengandung tanpa pernikahan?
Masyarakat mana yang takkan marah jika wanita yang selama ini mereka hormati karena hidup diantara para rahib yang saleh tiba-tiba menimang bayi tanpa adanya sang suami disisinya…?
Siapa yang akan percaya jika saya mengatakan yang sebenarnya???…
”Pergi jauh…, pergi…”, demikian batin Maryam. Lantas ia-pun dengan tergesa-gesa segera mengungsikan dirinya.

Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. (Qs. Maryam:22)

Kelahiran Nabi Isa Almasih as

Waktu untuk bersalinpun tibalah….Tanpa seorangpun yang menemani.., tanpa kehadiran kerabat terdekat…, orang-orang yang dikasihi…dalam perjalanannya tibalah ia disuatu tempat yaitu Betlehem(Arab:Bayt Lahm/Rumah Daging). Maryam-pun dengan rasa sakitnya akan melahirkan memaksa dia bersandar dipangkal sebatang pohon kurma yang kering tanpa daun dan buah. Dengan keluh, kesah dan piluh Maryam berkata:

...."Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan". (Qs. Maryam:23)

Maryam-pun melahirkan tanpa tangisan sedikitpun dari bayinya, hal ini sesuai Hadits Nabi:

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Jeritan anak ketika dilahirkan adalah (karena) tusukan dari syaithan” HR. Al Bukhari (3248), Muslim (15/128 – An Nawawi), dan Ath Thabrani dalam ash Shaghir (29), dan riwayat yang lain darinya dan Ibnu Hibban (6150-6201-6202).

“Tidak ada seorang anakpun yang lahir melainkan syaithan menusuknya hingga menjeritlah si anak akibat tusukan syaithan itu kecuali putra Maryam (Isa) dan ibunya (Maryam)”.

Setelah Maryam melahirkan putranya tiba-tiba dari tempat yang rendah darinya Jibril menyeruhnya:

....."Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu, maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini". (Qs. Maryam:24-26)

Seketika itu tanah dibawah kaki Maryam mengeluarkan mata air yang sangat deras dan sebatang pohon kurma dimana tempat ia bersandar yang tadinya kering (tidak berdaun dan tidak berbuah) dilihatnya dipenuhi buah yang sudah masak. Maka Maryam menyukuri-Nya dan bersama anaknya menikmati pemberian Allah tersebut. Jelang beberapa waktu kemudian melintaslah seorang didepannya dan bertanya sesuatu tentang ia dan anakya dan Maryam dengan bahasa isyarat mengatakan sesuai yang diajarkan Jibril kepadanya. Dengan Perlindungan dan kenikmatan yang Allah berikan, Maryam-pun bersama anaknya tinggal ditempat tersebut sampai ia benar-benar tahir yang menurut tradisi Taurat dibawah ini 7 hari setelah waktu kelahiran putranya.

(2) Katakanlah kepada orang Israel: Apabila seorang perempuan bersalin dan melahirkan anak laki-laki, maka najislah ia selama tujuh hari. Sama seperti pada hari-hari ia bercemar kain ia najis.

Setelah benar-benar bersih yaitu 7 hari umur putranya, Maryam-pun menggendong anaknya kembali kepada kaumnya, dan sesampai di Yerusalem dengan rasa curiga dan bertanya-tanya kaumnya menyambut dirinya dan berkata:

....."Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina", (Qs. Maryam:27-28)

Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?" (Qs. Maryam:29)

Dengan Izin Allah melalui perantaraan Ruhul Kudus (Kekuatan/Wewenang Jibril) yang ada dalam diri Bayi Isa...

Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali". (Qs. Maryam:30-33)

Kaumnya-pun merasa sangat terkejut akan mujizat yang dilakukan Bayi Maryam sampai diantara mereka ada yang pinsan dan lari ketakutan menjauhinya namun ada sebagian kaumnya termaksud keluarganya seperti Nabi Zakariya merasa bahagia dan bersyukur kehadirat-Nya karena Almasih (Hammāšîa dalam bahasa Ibrani, משִׁחָא , Mšîḥō dalam bahasa Aram-Palestina, atau ο χριστος “ho Khristos dalam bahasa Yunani) yang selama ini mereka tunggu-tunggu telah datang.

Setelah keesokan harinya tepat bayi tersebut berumur 8 hari, Maryam-pun membawa anaknya kepada Imam-Imam Yahudi untuk disunat seperti ketetentuan Taurat dibawah ini dan kemudian menamai putranya Isa Bin Maryam/Yesus sesuai nama yang disebutkan oleh Malaikat sebelum ia mengandungnya.

(12) Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu.

(21) Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.

Demikian kisah singkat ini semoga bisa bermanfaat bagi kita semua guna menambah keimanan kita akan Islam...Insha Allah...

Sumber:

1 comment:

  1. hati-hati!, tulisan diatas sengaja dicampur adukkan atau mungkin juga karena isi diposting secara asal-asalan, maka terdapat kontradiksi isi dalam tulisan diatas.

    ReplyDelete

 
back to top