Friday 15 March 2013

NAMA AHMAD MEMANG ADA DALAM ALKITAB

4 comments:
(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Qs. Al A'raf:157)

Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)". Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata". (Qs. Ash Shaff:6)

Dua ayat di atas memberikan pengertian sangat kuat bahwa akan ada seorang Nabi yang akan datang seperti yang dinantikan oleh orang-orang Israel sesudah kenabian Yesus sang Juru Selamat (Mesias) dengan nama ‘Ahmad’ yang tercatat dalam kitab Taurat, Injil, serta kitab-kitab lain dalam Alkitab yaitu kitab yang sekarang menjadi pegangan umat Yahudi dan Kristiani.

Namun nama ‘Ahmad’ tidak kita temukan secara langsung dalam Alkitab yang ada sekarang ini­­—tidak terjejak sama sekali dalam Alkitab terjemahan, hal ini bisa terjadi karena memang tidak ada Alkitab yang berbahasa aslinya yaitu bahasa Ibrani, Aram, dan Yunani atau karena memang ada kesalahan penulisan dan penerjemahan (lost in translation).

Puji Tuhan, dengan usaha keras, keuletan, dan ketelitian dari para pakar akhirnya terkuak juga letak kesalahannya yang menyebabkan hilangnya nama Ahmad dalam Alkitab yang ada sekarang ini. Sebagaimana yang kita ketahui, bahasa yang dipergunakan oleh Yesus beserta umatnya adalah bahasa Aram, begitu pula firman Allah dan sabda Yesus juga dalam bahasa Aram. Dengan demikian nubuat-nubuat yang ada dalam Alkitab kalau kita kembalikan ke dalam bahasa aslinya, yaitu Aram dan Ibrani, nama Ahmad akan muncul sangat nyata dengan sendirinya, begitu juga dengan Perjanjian Lama, kalau kita kembalikan ke dalam bahasa aslinya, nama Ahmad juga akan muncul dengan sendirinya.

Sang HIMADA adalah AHMAD

Sebab-sebab turunnya nubuat akan kedatangan seorang nabi yang diutus bagi semua bangsa yang bernama “Ahmad” adalah ketika bangsa Israel yang telah hancur jatuh terpuruk diizinkan kembali membangun Yerusalem dan Bait Salomo yang telah diratakan dengan tanah oleh bangsa Khaldea, sebagian orang berada dalam kegembiraan dan sebagian yang lain berada dalam kesedihan yang memilukan karena teringat kembali akan keindahan Bait Agung Salomo yang hancur lebur.

Pada saat itulah, Allah mengutus seorang nabi bernama Hagai untuk menghibur bangsa Israel yang telah terpuruk dengan menyampaikan janji Allah bahwa akan diutus seseorang yang akan mengangkat kembali bangsa Israel dari keterpurukan:

Dan aku akan menggoncangkan semua bangsa, dan Himada untuk semua bangsa ini akan datang; dan aku akan mengisi rumah ini dengan kemegahan, kata Tuhan semesta alam. (Hagai 2:7)

Seseorang yang diutus untuk mengangkat kembali bangsa Israel adalah Himada, bangsa Israel tentu menunggu sang Himada segera datang agar bangsanya segera bangkit dari keterpurukan. Namun sayang seribu sayang bangsa Israel tidak menafsirkan kata Himada sebagai nama riil seorang nabi yang diutus, tetapi mereka menafsirkan kata Himada sebagai kata benda yang abstrak sesuai arti Himada dalam bahasa mereka yaitu: keinginan, hasrat, kerinduan dan pujian.

Tentu saja ketika janji Allah tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa lain, maka yang terjadi adalah kata Himada akan ikut diterjemahkan dan berubah dengan sendirinya, mari kita lihat terjemahannya ke dalam bahasa Inggris :

And I will shake all nations, and the desire of all nations shall come: and I will fill this house with glory, saith the LORD of hosts. (KJV, Hagai 2:7)

Lihatlah kata Himada diterjemahkan menjadi desire dalam bahasa Inggris yang artinya keinginan atau hasrat, hal ini dianggap benar oleh para penerjemah Alkitab di hamper seluruh negara karena mereka memahami Himada bukanlah nama orang tetapi sebagai kata benda abstrak.

Perlu diketahui bahwa terjemahan Alkitab dalam bahasa apapun, baik dalam bahasa Arab, Indonesia, Jepang, Spanyol, maupun bahasa-bahasa lainnya mengambil dari Alkitab yang berbahasa Inggris tersebut, terutama Versi Raja Yakobus (King James Version) sehingga tidak aneh kalau kita tidak menemukan nama Ahmad dalam Alkitab.
Mari kita lihat terjemahan Alkitab dalam bahasa Indonesia yang diterjemahkan dari Alkitab berbahasa Inggris:

Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN semesta alam. (Alkitab Terjemahan Resmi, Hagai 2:8)

Semua bangsa akan Kugemparkan dan harta benda mereka akan dibawa kemari, sehingga Rumah-Ku akan penuh dengan kekayaan mereka. (Alkitab BIS, Hagai 2:7)

Lihatlah kata desire dalam bahasa Inggris diterjemahkan menjadi barang yang indah-indah. Sedangkan dalam Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari kata itu berubah menjadi harta benda. Dari sini saja sudah nampak distorsi dari Inggris ke Indonesia, sehingga makin tersembunyilah nama Ahmad dalam Alkitab. Sebagai informasi tambahan, kalau kita amati Alkitab berbahasa Inggris mencatat ayat tersebut dalam Hagai 2:7 tetapi dalam Alkitab berbahasa Indonesia tercatat dalam Hagai 2:8 tentu saja selisih satu ayat ini perlu dipertanyakan penyebabnya.

Tetapi kalau ayat-ayat kitab Hagai yang berbahasa Inggris ini kita terjemahkan ke dalam bahasa aslinya, yaitu bahasa Ibrani, maka kata Himada tersebut akan muncul kembali dengan sendirinya, kurang-lebihnya seperti berikut ini:

וּבָאוּ, חֶמְדַּת כָּל-הַגּוֹיִם
“...ve yavu Himdath kol haggoyim”
“...sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir”

Huruf th dalam kata Himdath bisa diganti menjadi hi atau bahkan dihilangkan sama sekali, sekarang mari kita analisis kata-kata dalam bahasa Ibrani, Aram, dan Arab yang merupakan satu rumpun bahasa.

· Himdath = Himdahi = Himda = bahasa Ibrani
· Himada = bahasa Aram
· Ahmad = bahasa Arab

Semua kata tersebut mempunyai kesamaan arti yaitu terpuji dan mempunyai kesamaan akar kata yaitu H-M-D. Perlu diketahui pula, baik bahasa Arab maupun bahasa Ibrani dan Aram tidak memiliki huruf-huruf vokal, ketiganya hanya memiliki alfabet yang terdiri atas konsonan. Maka, lihatlah jika kita hilangkan vokal dan kita biarkan konsonannya, ketiga kata itu akan menjadi:

· H-M-D = dalam bahasa Ibrani
· H-M-D = dalam bahasa Aram
· H-M-D = dalam bahasa Arab

Tentu ini sebuah bukti yang tak dapat dibantah sedikitpun, dan bagi siapapun yang ahli dalam bahasa Semit, atau setidaknya mengerti karakteristik bahasa Semit, tentu mempunyai kesimpulan yang sama bahwa Himada dan Ahmad adalah sama. Seperti Abdullah dalam bahasa Arab yang menjadi Abdiel dalam bahasa Ibrani, atau Ibrahim dan Abraham yang mengandung unsur huruf yang sama. Sehingga kesimpulan akhirnya adalah bahwa nama Ahmad memang ada dalam Alkitab.

PARAKLÊTOS adalah AHMAD

Bangsa Israel atau Yahudi sadar bahwa Yesus ternyata bukanlah nabi yang dijanjikan Allah seperti yang disampaikan oleh Hagai yang dapat mengangkat bangsa Israel dari keterpurukan. Bangsa Israel hanya menganggap Yesus sebagai Juru Selamat (Mesias) sesuai nubuat yang sebenarnya membedakan posisi Mesias dengan Nabi yang akan datang—untuk membawa hukum Allah baru untuk seluruh bangsa, termasuk orang-orang Yerusalem—seperti yang ditunjukkan dengan jelas dalam Yohanes 1:19-21, 25. Oleh karena itulah bangsa Israel masih terus mencari siapakah orang yang dijanjikan Allah seperti yang disampaikan Hagai.

Suatu ketika Yesus khotbah di depan anak-anak Israel, memberitakan akan ada nabi lain yang akan diutus sesudah dirinya, menurut Yesus kedatangan nabi tersebut tidak akan lama lagi.

Khotbah Yesus tersebut sangat dipahami oleh orang-orang Israel, namun sayang sekali mereka tidak langsung menuliskan apa yang disabdakan Yesus ketika itu, dan khotbah Yesus yang berbahasa Aram tersebut baru dicatat 60 tahun kemudian. Itu pun dalam bahasa Yunani, yang merupakan lingua franca (bahasa pengantar) daerah Timur Tengah bagian barat selama tiga abad dan juga merupakan bahasa resmi wilayah timur Kekaisaran Romawi termasuk kawasan Israel, oleh seseorang yang mengaku bernama Yohanes.

“κἀγὼ ἐρωτήσω τὸν πα.τέρα καὶ ἄλλον παράκλητον δώσει ὑμῖν, ἵνα μεθ' ὑμῶν ᾖ εἰς τὸν αἰῶνα”
“Kagō erōtaō tou patēr kai allos Paraklētos didōmi humin hina meta humōn eis tou aiōn eimi” (Yohanes 14:16)

Kata Paraklētos kerap diterjemahkan dengan beberapa arti yaitu: pembujuk, pembimbing, pembela. Sebagian sarjana berpendapat bahwa kata Yunani Paraklētos tersebut merupakan kutipan atau penerjemahan yang salah dari khotbah Yesus yang berbahasa Aram. Jika kosakata bahasa Yunani yang sesungguhnya adalah Periklytos, maka akan didapat arti: mengagungkan, memuji dan penolong, yang mengantarkan kepada satu kosakata dalam bahasa Aram, yaitu Hamida.

Jika kata Hamida yang disebut oleh Yesus diartikan sebagai kata benda abstrak maka terjemahan khotbah Yesus adalah seperti berikut ini:

Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya. (Yohanes 14:16)

Namun kalau kata Hamida yang disebut Yesus diartikan sebagai sebuah nama yang konkret maka terjemahannya adalah seperti berikut ini:

Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu Hamida, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya. (Yohanes 14:16)

Maka khotbah Yesus tersebut senada dengan Firman Allah dalam Alquran:

Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)". Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata". (Qs. Ash Shaff:6)

Tentu hasil akhir yang kita dapatkan adalah kata Hamida dalam bahasa Aram dan kata Ahmad dalam bahasa Arab, dan kedua kata ini adalah berasal dari akar kata yang sama yaitu H-M-D dan mempunyai arti yang sama, yaitu terpuji.

Sebagaimana penjelasan di atas, tanpa perlu berasumsi atau mencari pembelaan iman (apologetika), maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, apakah kata Hamida dianggap sebagai kata benda abstrak, jika kita kembalikan ke dalam bahasa yang dipertuturkan Yesus yaitu bahasa Aram, maka nama Ahmad tidak akan mampu disembunyikan lagi.

KEAJAIBAN NAMA MUHAMMAD

Sesuatu yang sangat menarik adalah, tidak ada seorangpun yang bernama Ahmad atau Muhammad sejak Adam diciptakan sampai dengan lahirnya seorang anak dari Abdullah dan Aminah. Yang mengejutkan, tidak ada orang Islam yang memakai nama Ahmad sampai kira-kira tahun 740 M karena sebelum itu sebutan Ahmad merupakan nama panggilan alternatif terhadap kata Muhammad, yang memiliki arti yang sama yaitu “yang terpuji”.

Hal ini bukanlah kebetulan yang direkayasa kalau Aminah memberi nama Muhammad pada anaknya, tetapi hanya semata-mata sebagai keputusan Tuhan ALLAH Yang Maha Kuasa dan sebagai bukti keagungan rencana-Nya.

Sumber:
1. Perjanjian Baru Interlinier, Yunani Indonesia diterbitkan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI)
2. Konkordasi Perjanjian Baru, LAI
3. Menguak Misteri Muhammad, Sahara Publishers
4. Titik Temu Islam dan Kristen: Persepsi dan Salah Persepsi, Penerbit Gaya Media Pratama
5. Wikipedia, free encyclopedia

What's Up People ?

4 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Anjing lo, penyembah berhala kayu salib

    ReplyDelete
  3. semoga diampuni ya pak/bu yg komen buruk2. jadilah bijak karena blogger disini buat artikel dengan kata-kata yg santun tanpa menyisipi kata2 buruk didalamnya, jadi kita sebagai pembaca juga harus memberikan tanggapan dengan baik tanpa kata-kata buruk bahkan sampai menghina. lagipula tidak seharusnya tersinggung dengan kata-kata diatas kalaupun kalian pemeluk agama yang bersangkutan, sanggah saja dengan kitab yang kalian punya dengan logis.

    ReplyDelete
  4. yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia berkata, “Itu adalah dongeng orang-orang dahulu.” Itulah orang yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, yaitu Al-Qur'an yang berisi ajaran Islam yang mulia, dia berkata sembari menertawakannya, “Itu adalah dongeng dan bualan orang-orang dahulu

    ReplyDelete

 
back to top