Friday, 15 March 2013

CATATAN SINGKAT PERKEMBANGAN TEOLOGI KEKRISTENAN SEPANJANG KONSILI-KONSILI EKUMENIS

No comments:
ZAMAN KUNA

Konsili Nicea 325 (Gereja Semesta): menetapkan dogma bahwa Bapa (Allah) dan Anak (Yesus) adalah satu substansi (Binitarian), menolak ajaran Arianisme, menyusun Syahadat Nicea, meresmikan pengudusan hari Minggu (Sabat Baru) sebagai pengganti hari Sabtu (Sabat Lama), meresmikan penggunaan lambang salib sebagai simbol Kekristenan, meresmikan tanggal 25 Desember sebagai nativitas (hari kelahiran) Yesus Kristus, menetapkan tanggal Paskah untuk melawan Quartodesiman (pengikut tradisi Paskah hari ke-14 bulan Nisan). [Konsili ini merupakan konsili pertama dan terakhir yang dihadiri Gereja Unitarian dan non-Trinitarian seperti Arian.]

Konsili Antiokia 341 (Gereja Unitarian): meluncurkan empat syahadat baru yg menghapus setiap penyebutan Bapa dan Anak sebagai satu substansi. [Konsili ini juga banyak diikuti Gereja yang sebelumnya terpaksa menyetujui hasil Konsili Nicea.]

Konsili Saragossa 380 (Gereja Semesta): mengutuk Priscillian dan pandangan modalisme Sabellian.

Konsili Konstantinopel 381 (Gereja Semesta): menyimpulkan secara resmi bahwa Roh Kudus memiliki subtansi ilahiah yang sama dengan Bapa dan Anak (Trinitas), menghentikan pandangan Arianisme secara formal, menolak Macedonian, merevisi dan menetapkan Syahadat Nicea (Syahadat Nicea-Konstantinopel) ke dalam bentuk seperti sekarang (tanpa klausa filioque yang ditambahkan Gereja Katolik Roma kemudian hari).

Konsili Hippo 393 (Gereja Semesta): menetapkan pemakaian Kanon Aleksandria (46 kitab PL dan 27 kitab PB).

Konsili Kartago 397-418 (Gereja Semesta): mengukuhkan pemakaian ke-73 kitab Kanon Aleksandria, yang ditetapkan sebelumnya, mewajibkan kaum klerus yang telah menikah untuk tidak melakukan hubungan seksual dengan istri-istri mereka, mengutuk ajaran Pelagianisme, mengakhiri skisma Donatis.

Konsili Toledo 400 (Gereja Semesta): mengutuk ajaran Pricillian yang berkembang di tengah masyarakat.

Konsili Efesus 431 (Gereja Semesta): menolak Nestorian, memecat dan mengutuk Nestorius, mengeluarkan dogma Theotokos (Maria sebagai Bunda Allah), memberi hukuman pada Pelagius. [Konsili ini dan semua konsili berikutnya tidak diakui oleh Gereja Asiria.]

Konsili Kalsedon 451 (Gereja Semesta): menetapkan Yesus sebagai Allah sekaligus manusia, mengutuk Nestorius, bergabungnya Uskup Konstantinopel dan Uskup Yerusalem, menolak doktrin Eutikus menentang Monofisitisme, menetapkan Syahadat Kalsedon. [Konsili ini dan semua konsili berikutnya tidak diakui oleh Persekutuan Ortodoks Oriental.]

Konsili Toledo II 527 (Gereja Semesta): membahas perkembangan Arianisme.

Konsili Konstantinopel II 553 (Gereja Semesta): meneguhkan doktrin-doktrin yang ditetapkan sebelumnya, menolak ajaran Origen, memutuskan memusnahkan seluruh hasil tulisan Arianisme, Nestorian, dan Monofisit serta tulisan dari Theodoret, Theodor, uskup Mopsuestia, dan Ibas.

Konsili Braga 563 (Gereja Semesta): mengutuk ajaran Priscillian untuk terakhir kali, mengakhiri semua pengaruh Pricillian.

Konsili Toledo III 589 (Gereja Semesta): mengumumkan bahwa Reccared telah mengajak suku Goth dan Suevi untuk menganut ajaran Trinitas, mengutuk umat yang kembali ke Arian setelah menerima sakramen Penguatan, mengeliarkan 23 kutukan terhadap Arius dan ajarannya. [Dalam konsili ini, Gereja Barat untuk pertama kalinya menyisipkan klausa filioque (“...dan dari Anak”) ke dalam Syahadat Nicea tanpa persetujuan seluruh Gereja.]

Konsili Konstantinopel III 681 (Gereja Semesta): menetapkan ajaran bahwa Yesus memiliki kehendak Ilahi sekaligus manusiawi, mengutuk monotelitisme, mengutuk Sergius, Pirrhus, Paulus, dan Makarius.

Konsili Quinisextus/ Konsili Trullo 692 (Gereja Semesta): menetapkan prinsip-prinsip disiplin para pejabat gerejawi, mengangkat sejumlah kanon lokal ke dalam status ekumenis. [Konsili ini tidak diakui oleh Gereja Katolik.]

Konsili Konstantinopel 754 (Gereja Semesta): pemulihan penggunaan dan penghormatan terhadap ikon-ikon (patung, gambar).

Konsili Nicea II 787 (Gereja Semesta): pemulihan penghormatan terhadap ikon-ikon atau patung-patung, mengakhiri ikonoklasme (penentangan penggunaan patung atau berhala dalam peribadatan). [Konsili ini ditolak banyak denominasi Gereja Protestan yang lebih memilih Konsili Konstantinopel 754.]

Konsili Konstantinopel IV 869-870 (Gereja Katolik Roma): menggulingkan Patriarkh Photios, uskup Konstantinopel, di bawah kekuasaan Paus Adrian II dan Kaisar Basil, karena dianggap terjadi sejumlah penyimpangan saat pengangkatannya. [Penyingkiran ini tak diterima oleh Gereja Ortodoks Timur, namun akhirnya dia diangkat kembali dan berdamai dengan paus (uskup Roma).]

Konsili Konstantinopel IV 880 (Gereja Ortodoks Timur): memulihkan Patriarkh Photius ke Tahta Suci di Konstantinopel, mengutuk pengubahan Syahadat Nicea dan Syahadat Konstantinopel yang sudah ditetapkan pada tahun 381.

ABAD PERTENGAHAN

Konsili Sutri 1046 (Gereja Katolik Roma): memecahkan pertikaian tentang kepausan.

Konsili Clermont 1095 (Gereja Katolik Roma): mengeluarkan konsep sacrum bellum (Perang Suci), memulai secara resmi Perang Salib I.

Konsili Lateran 1123 (Gereja Katolik Roma): membahas persoalan hak-hak Gereja Katolik dan hak-hak Kaisar Romawi Suci (Jerman) sehubungan dengan pengangkatan uskup, membersihkan Tanah Suci dari orang-orang yang dianggap kafir.

Konsili Lateran II 1139 (Gereja Katolik Roma): menyatakan bahwa pernikahan para rohaniawan tidak sah, mengatur model pakaian para rohaniawan, menetapkan aturan ekskomunikasi bagi setiap jemaat yang menyerang para rohaniawan, menolak Arnold dari Brescia.

Konsili Lateran III 1179 (Gereja Katolik Roma): menetapkan aturan bahwa yang berhak memilik paus hanya para kardinal, melarang praktik simoni (praktik jual-beli jabatan religius), mengutuk Albigenses dan Waldenses, melarang pengangkatan uskup yang belum berusia 30 tahun.

Konsili Lateran IV 1215 (Gereja Katolik Roma): menetapkan ajaran mengenai transubstansi, menetapkan aturan bahwa umat Yahudi dan Muslim harus memakai pakaian khusus untuk membedakan dengan umat Katolik, menolak ajaran Abbot Joachim, mengeluarkan 70 dekrit reformatori penting.

Konsili Lyons I 1245 (Gereja Katolik Roma): mengesahkan topi merah untuk para kardinal, menetapkan pajak untuk Tanah Suci, mengasingkan Kaisar Frederick II, memutuskan untuk menyerang terhadap orang Sarasen dan Mongol di bawah komando Santo Louis.

Konsili Lyons II 1274 (Gereja Katolik Roma): melakukan pendekatan dengan Gereja Timur, khususnya Gereja Yunani, agar bersatu dengan Katolik Roma, menyetujui Ordo Fransiskan dan Dominikan, menetapkan prosedur konklaf (pemilihan paus), menambah kata filioque pada simbol Konstantinopel, menetapkan kembali dukungan penuh dan mengobarkan Perang Salib.

Konsili Wina 1311-1312 (Gereja Katolik Roma): membubarkan Ksatria Templar atau Ordo Bait Allah, Franticelli, Beghards, dan Beguines, menyusun proyek Perang Salib terbaru, melakukan pembaruan pastoral, memutuskan untuk mengajarkan bahasa Oriental di setiap perguruan tinggi.

Konsili Konstantinopel V 1341-1351 (Gereja Ortodoks Timur): mengutuk Gregorius Palamas dan ajaran hesykatik, mengutuk filsuf Barlaam dari Kalabria.

KONSILARISME

Konsili Pisa 1409 (Gereja Katolik Roma): membatalkan skisma kepausan [disebut juga Skisma Besar atau Skisma Besar Kedua] yang telah menciptakan Kepausan Avignon, memilih salah satu dari tiga paus yang berkuasa.

Konsili Konstans 1414-1418 (Gereja Katolik Roma): memecahkan pertikaian antara tiga paus yang berkuasa, mencabut sisa-sisa terakhir dari Kepausan Avignon (Prancis), menetapkan kekuasaan Martin V sebagai paus yang sah dan menggulingkan kekuasaan Wyclif dan Hus.

Konsili Siena 1423-1424 (Gereja Katolik Roma): menetapkan ajaran konsiliarisme, menekankan kepemimpinan para uskup. [Konsili ini belakangan dicabut oleh Gereja Katolik sendiri karena dianggap sesat.]

Konsili Basel-Ferrara-Florensia 1431-1445 (Gereja Katolik Roma): mengajak Gereja Ortodoks Timur untuk melakukan rekonsiliasi, mencapai kesatuan dengan beberapa Gereja Timur tanpa mengganggu hak kepausan, membahas pasifikasi agama di Bohemia.

Konsili Lateran V 1512-1517 (Gereja Katolik Roma): mengusahakan pembaruan Gereja Katolik, merencanakan Perang Salib baru dengan Turki [meski gagal], membahas kehebohan di Jerman yang dilakukan oleh Martin Luther.

ZAMAN MODERN

Konsili Trento 1545-1563 (Gereja Katolik Roma): menghentikan semua praktik poligami di kalangan rohaniawan Gereja, mempertegas doktrin Katolik (penyelamatan jiwa, sakramen suci, kanon Alkitab), memaksakan penyeragaman Ritus Roma (Misa Trente), menanggapi tantangan Calvinisme dan Lutheranisme, menetapkan kembali kanon dengan jelas.

Konsili Vatikan I 1870 (Gereja Katolik Roma): meresmikan doktrin infabilitas kepausan (doktrin paus-tak-mungkin-salah), membahas kanon penting yang berhubungan dengan iman dan konstitusi Gereja. [Doktrin hasil konsili ini ditolak oleh Gereja Katolik Lama.]

Konsili Vatikan II 1962-1965 (Gereja Katolik Roma): memperbarui liturgi Roma, mengeluarkan dekrit-dekrit pastoral tentang hakikat Gereja dan hubungannya dengan dunia modern, menetapkan ajaran tentang komuni, memajukan ekumenis menuju kesatuan dengan gereja-gereja lain, memutuskan untuk mencabut keputusan ekskomunikasi antara Gereja Barat dan Gereja Timur yang terjadi tahun 1054 (Skisma Besar).

*) Konsili-konsili Ekumenis Gereja Semesta yang paling besar dan diakui di Gereja Barat (Katolik Roma) maupun Timur (Ortodoks Timur).

(Ensiklopedia Britannica, Ensiklopedia Katolik, Wikipedia, Sejarah Kekristenan, The Abrahamic Faiths, Wikipedia)

No comments:

Post a Comment

 
back to top