Friday, 15 March 2013

DUA AYAT PALING KRUSIAL DALAM PEMBELAAN IMAN DAN MASALAHNYA

No comments:
1. Masalah Trinitas

Trinitas merupakan masalah yang paling pokok dalam iman Kristen—kecuali Kristen-Yahudi (didirikan oleh para murid Yesus, seperti Yakobus Yang Adil, dan eksis di Israel sejak diangkatnya Yesus hingga penghancuran Kuil Yerusalem oleh Titus tahun 70 M), Nazarin, Elkesit, Ebionit, Arianisme, Nestorianisme, Paulisian Armenia, Ortodoks Suriah, Unitarian, Saksi-Saksi Yehuwa, dan lainnya. Tapi dalam Alkitab, terutama dalam teks klasik, tidak ditemukan satu ayat pun yang mendukung konsep Trinitas, yang mulai didebatkan pada Konsili Nicaea tahun 325 yang digelar di bawah tekanan persenjataan Kaisar Konstantin I dan baru “resmi” setelah Konsili Konstantinopel tahun 381. Hal ini diakui oleh para pakar Alkitab yang telah dengan sangat menguasai Alkitab tersebut. Sebagai contoh kita ambil pendapat dua orang ahli Alkitab yang pemikirannya selalu diikuti oleh para penginjil di dunia termasuk, para penginjil di Indonesia sebagai berikut:

Dr G. C. van Niftrik dan D. S. B. J. Boland berkata: “Di dalam Alkitab tidak ditemukan suatu istilah yang dapat diterjemahkan dengan kata Tritunggal ataupun ayat-ayat tertentu yang mengandung dogma tersebut, mungkin [hanya ada] dalam I Yohanes 5:6-8. (Dogmatika masa kini, BPK Jakarta, 1967 hal 418).

Beliau mengungkapkan bahwa mungkin ayat Alkitab yang mendukung konsep Trinitas itu adalah di I Yohanes 5:6-8:

“Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena roh adalah kebenaran. Sebab tiga yang memberi kesaksian (di dalam surga Bapa, Firman, dan Roh kudus dan ketiganya adalah satu. Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi:) Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu.”

Tapi setelah kedua pakar Alkitab itu mengemukakan ayat ini kemudian keduanya berkomentar:

“Tetapi sebagian besar dari ayat itu agaknya belum tertera dalam naskah aslinya. Bagian itu setidak-tidaknya harus diberi kurung. (Dogmatika masa kini, BPK Jakarta, 1967 hal 418).

Dengan kata lain, kedua pakar Alkitab ini berkomentar bahwa sebagian besar ayat diatas adalah bukanlah ayat asli, karena tidak terdapat dalam naskah aslinya. Ayat itu baru muncul dalam manuskrip Perjanjian Baru dari akhir Abad Pertengahan [yang diambil dari tradisi Alkitab di negeri berbahasa Inggris] dan Alkitab Versi Raja James (King James Version) yang mengambil darinya untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sekitar tahun 1611. Jadi menurut pakar Alkitab tersebut, tidak ada ayat yang mendukung konsep Trinitas, hanya ada dalam I Yohanes 5:6-8 dan itu pun, bisa dikatakan, ayat palsu. Dalam Alkitab yang berbahasa Inggris New International Version (NIV) yang diambil dari teks bahasa Yunani berbunyi sebagai berikut:

“This is the one who come by water and blood- jesus christ. He did not come by water only, but by water and blood. And it is the spirit who tetifies, because the spirit is truth. For there are three that testify: the spirit, the water, and blood. And three are in agreements”

Jadi menurut terjemahan NIV, yang notabene Alkitab paling dipergunakan dalam rujukan Kristen secara umum ternyata tidak ada yang mendukung konsep Trinitas tersebut. Lalu bagaimana hal itu sampai terjadi? Kenapa para penyalin Alkitab dahulu berani menambah Firman Tuhan yang kudus? Hal ini diuraikan pakar Alkitab lainnya:

Drs. M E Duyverman berrpendapat: “Menurut salinan tertua jalannya kalimatnya adalah begini: Karena tiga menjadi saksi, yaitu: roh, air, dan darah… rupanya tambahan mulai terbubuhkan sebagai keterangan pinggir kalimat; penyalin kemudian memasukan ke dalam bunyi nas [teks firman Tuhan] karena berpikir ini adalah perbaikan penyalin lama. Sampai kini, hal itu masih terjadi.” (Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru, BPK Jakarta 1966, hal. 145).

Jadi ayat yang menyatakan konsep Trinitas dalam I Yohanes 5:6-8 di atas adalah sama sekali tidak bisa dijadikan pegangan dan hanya tambahan tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Namun bagaimanapun ayat tersebut masih diakui sebagai Firman Tuhan Yang Maha Satu oleh sebagian besar umat kristiani awam yang tidak tahu bahwa ayat tersebut adalah ayat tambahan. Bahkan seorang tokoh di Amerika begitu keras menentang pemalsuan ayat ini:

Jerry Falwell merupakan tokoh Kristen radikal Amerika Serikat ini mengometari pemalsuan ayat-ayat itu sebagai berikut: “The rest of verse 7 and fist nine words of verse 8 are not original, and are not tobe considered as apart of the words of God. (sebagian kalimat pada ayat 7 dan sembilan kata pertama di ayat 8 adalah tidak asli dan tidak bisa dianggap sebagai firman Tuhan.)” (Jerry Falwell, Liberty Bible Commentary, thomas Nelson Publisher, Nashville, Camden New York 1983 halaman 2638).

“Jangan menambahi Firman-Nya, supaya engkau tidak ditegur-Nya dan dianggap pendusta.” (Amsal 30:6)

“Orang yang menambah Firman Tuhan akan mendapat malapetaka. Orang yang mengurangi Firman Tuhan akan diambil pohon kehidupannya dan dari kota yang kudus.” (Wahyu 22:18-19)

Jadi sebagian besar umat kristiani sekarang yang mendukung konsep Trinitas adalah pendukung orang yang telah mengubah Firman Tuhan. Banyak yang berusaha mempertahankan konsep ini dan melakukan pembelaan iman dengan memakai filsafat (apologetika) dan sebagian lagi menyimpangkan ayat dari konteks; padahal Kebenaran Sejati tidak pernah membutuhkan pembelaan sama sekali. Jika sebagian besar umat Kristen tetap menutup telinga dari Firman Tuhan yang sesungguhnya dan tidak mau bertobat, bukan mustahil malapetaka akan ditimpakan oleh Tuhan, dan Keselamatan yang diharapkan mungkin saja tidak akan datang.

Semoga kita semua mendapat pengampunan dari Tuhan dan menempuh jalan yang kebenaran yang telah ditunjukkan Yesus Kristus dengan penderitaan, yakni hanya menyembah kepada Allah Pencipta Semesta Alam bersama Roh Kebenaran.

“Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu Esa!” (Ulangan 6:4)

“Bukankah Aku, TUHAN? Tidak ada yang lain, tidak ada Allah selain dari pada-Ku! Allah yang adil dan Juruselamat, tidak ada yang lain kecuali Aku!” (Yesaya 45:21)

“Maka kepadamulah ia ditunjuk, supaya diketahui olehmu Tuhan itulah Allah, tiada yang lain kecuali Dia.” (Ulangan 4:35)

“Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa TUHAN-lah Allah yang ada di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain.” (Ulangan 4:39)

“Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mereka mengenal Engkau, satu-satu nya Allah yang benar dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” (Yohanes 17:3).

“Hukum yang terutama ialah: Dengarlah hai orang Israel, ‘Tuhan Allah kita, Tuhan itu Esa.’” (Markus 12:28-33).

“Maka berkatalah Yesus kepadanya (Iblis): “Enyahlah Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti.” (Matius 4:8-10).

2. Yesus untuk Bangsa Israel

Injil dengan sangat tegas menyatakan bahwa Yesus Kristus diperintahkan Bapa untuk memberitakan sukacita bangsa Israel saja.

“Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria. ”

“Melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel (hanya kepada bangsa Yahudi).” (Matius 10: 5-6)

“Jawab Yesus, ‘Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel (hanya kepada bangsa Yahudi)’. Kemudian perempuan itu (perempuan Kanaan) mendekat dan menyembah Dia sambil berkata, ‘Tuhan, tolonglah aku’. Tetapi Yesus menjawab, ‘Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.’” (Matius 15:24-26)

Dengan begitu tegas Kristus sendiri yang mengatakan bahwa Dia diutus hanya untuk bangsa Israel. Namun, apa boleh buat, berita tentang Yesus tidak hanya menyebar di kalangan Yahudi, tapi sudah terdengar sampai bagian Kekaisaran Romawi dan Timur Tengah lain. Karena itu, tidaklah salah dan aneh jika akhirnya Petrus pun akhirnya bersedia pergi ke Antiokia hingga pada akhirnya ke Roma hingga wafatnya bersama Paulus untuk menyebarkan Injil. Namun sayangnya, niat baik rasul ini disalahgunakan oleh banyak gereja. Mereka mengemukakan alasan sebagai berikut:

“Pergilah ke seluruh dunia, beritakan Injil kepada seluruh makluk” (Markus 16:15)

Jadi menurut kebanyakan penginjil, Yesus adalah untuk segenap bangsa yang ada di dunia. Namun sayang, setelah diselidiki ternyata ayat di atas adalah ayat tambahan. Markus 16 ternyata hanya berhenti sampai ayat 8. Selebihnya, Markus 16:9-20, adalah palsu. Alkitab kitab Markus pasal 16 yang diterbitkan Lembaga Biblika Indonesia yang dicetak oleh percetakan Arnoldus Ende 1986/1987, pada catatan kakinya tertulis:

“Dengan singkat. Bagian ayat ini hanya terdapat dalam beberapa naskah. Nampaknya baru dalam abad ke-2 Teks ini ditambahkan dalam Injil Markus. Bagian akhir Injil Markus ayat 9-20 bercerita mengenai penampakan Yesus. Ini memang termasuk Kitab Suci, tetapi agaknya tidak termasuk injil Markus yang asli.”

Dalam The Christian Counselor’s New Testament, Markus berakhir pada pasal 16 ayat 8. Ke mana ayat 9-20? Pada akhir kalimat terdapat catatan kaki yang berbunyi:

“These verse are omitted by better MSS [manuscripts]. An alternative shoter ending is found in same. (Ayat-ayat ini dihapus oleh terjemahan MSS yang terbaik. Penutup lebih pendek seperti ini. [Markus 16 berakhir pada ayat 8 bisa ditemukan pada beberapa versi lainnya.])”

Dalam The Holy Bible New International Version (NIV) terdapat catatan kaki ayat 8 berbunyi:

“The two most reliable early manuscripts do not have mark 16:9-20. (Dua manuskrip yang paling tua tidak memiliki Markus 16:9-20.)”

“Serious doubts exists as to whether these verses belong to the Gospel of Mark. They are absent from important early manuscripts and display certain peculiarities of vocabulary, style and theological content that are unlike the rest of Mark. His Gospel probably ended at 16:8, or its original ending has been lost. (From the NIV Bible Foot Notes, page 1528)“

Selain ayat di atas, aktivitas penginjilan ke seluruh dunia pun didukung oleh ayat dalam Matius 28:19-20:

“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Sayang, ternyata isi ayat Matius 28:19-20 diatas ini ternyata juga tak bisa dipertanggungjawabkan dan bukan firman Yesus Kristus yang sesungguhnya! Injil Matius pasal 28 yang sebenarnya hanya berakhir sampai ayat 15:

“Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan cerita ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.” (Matius 28:15)

Sedangkan lima ayat berikutnya, Matius 28:16-20, adalah ayat-ayat yang baru ditambahkan oleh Gereja kemudian.

“Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:16-20)

Mereka yang dikaruniai akal budi serta keimanan yang benar kepada Allah dan membaca pasal 28 ini dengan cermat akan segera mendeteksi bahwa Injil Matius 28:15 merupakan penutup Injil Matius.

“Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan cerita ini tersiar diantara orang Yahudi sampai saat ini.” (Matius 28:15)

Perhatikan kata-kata yang dicetak tebal di atas. “Cerita ini tersiar sampai saat ini” menunjukkan bahwa peristiwanya sudah lama berlalu. Ini memperlihatkan bahwa Injil ini sudah lama selesai ditulis. Cerita ini sudah menjadi cerita rakyat yang terus dipupuk selama puluhan tahun, baru kemudian ayat 16-20 ditambahkan.

Namun karena Gereja ingin menambahkan doktrin keimanan jemaat terhadap Injil—lebih tepatnya terhadap ajaran Gereja, sehingga Gereja pun menambahkan ayat-ayat tersebut, walaupun akhirnya terdengar sedikit janggal di telinga yang mendengarnya.

Mengenai ayat-ayat yang baru ditambahkan oleh Gereja ini, perhatikanlah pernyataan para pakar Alkitab dan sejarah pemikiran Kristen seperti Hugh J. Schonfield, nominator pemenang Hadiah Nobel tahun 1959, dalam bukunya The Original New Testament, hal. 124:

“This [Matthew 28:15] would appear to be the end of the Gospel [of Matthew]. What follows [Matthew 28:16-20] from the nature of what is said, would then be a latter addition. (Ayat ini [Matius 28:15] nampak sebagai penutup Injil [Matius]. Dengan demikian, ayat-ayat selanjutnya [Matius 28:16-20], dari kandungan isinya, nampak sebagai ayat-ayat yang baru ditambahkan kemudian.)”

Selanjutnya, Robert Funk, professor Ilmu Perjanjian Baru, Universitas Harvard, dalam bukunya The Five Gospels, mengomentari ayat-ayat tambahan ini sebagai berikut:

“The great commission in Matthew 28:18-20 have been created by the individual evangelist… reflect the evangelist idea of launching a world mission of the church. Jesus probably had no idea of launching a world mission and certainly was not the institusion builder. [It is] not reflect direct instruction from Jesus. (Perintah utama dalam Matius 28:18-20… diciptakan oleh para penginjil [jauh setelah naskah Matius selesai ditulis oleh penulis aslinya]…. memperlihatkan ide untuk menyebarkan ajaran Kristen ke seluruh dunia. Yesus sangat mungkin tidak memiliki ide untuk mengajarkan ajarannya ke seluruh dunia dan [Yesus] sudah pasti bukan pendiri lembaga ini [agama Kristen]. [Ayat ini] tidak menggambarkan perintah yang diucapkan Yesus.)”

Lagipula meskipun seandainya ayat tersebut benar diucapkan Yesus, belum dapat dianggap sebagai rumusan Trinitas, sebab ayat ini hanya menyebut tiga oknum, dan tidak pernah mengatakan bahwa yang ketiganya adalah bagian Tuhan Yang Harus Disembah.

“Orang yang menambah Firman Tuhan akan mendapat malapetaka. Orang yang mengurangi Firman Tuhan akan diambil pohon kehidupannya dan dari kota yang kudus.” (Wahyu 22:18-19)

Kesimpulannya, sebagian umat Kristen non-Yahudi sekarang, terutama Gereja Barat yang berada dalam garda terdepan sebagai pendukung Trinitas, adalah pengikut manusia-manusia yang telah mengubah Firman Tuhan dengan/tanpa mereka sadari. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan semakin besarnya keinginan manusia untuk mendapatkan Keselamatan yang sejati, membuat manusia semakin giat menggali kebenaran yang tersembunyi di balik kedustaan yang dipupuk sejak ratusan tahun lalu.

Akal budilah yang akan mengantar manusia ke dalam pencerahan. Hal itu sesuai tuntunan Alkitab yang menyuruh kita untuk memakai akal budi untuk dapat mempertanggungjawabkan iman di Pengadilan akhir nanti dan melihat kebenaran dalam Firman; bukan untuk mati-matian membela iman yang salah secara buta tanpa memakai akal budi. Bagaimanapun, kita harus sadar, ajaran Tuhan lebih penting daripada ajaran manusia.

“Apakah manusia berguna bagi Allah? Tidak, orang yang berakal budi hanya berguna bagi dirinya sendiri (untuk mendapatkan Keselamatan).” (Ayub 22:2)

“TUHAN memandang ke bawah dari surga kepada anak-anak manusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah.” (Mazmur 14:2)

“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.” (Markus 12:30)

(Referensi: agungsulistyo.wordpress.com, home.clara.net, en.wikipedia.org, Alkitab Terjemahan Baru)

No comments:

Post a Comment

 
back to top